Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Kenali Keagungan Nabi

Oleh : @UstadzKembar Guruku Habib Ali Al-Hamid menceritakan sebuah riwayat. Suatu ketika ada seorang Yahudi datang kepada Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib RA dan bertanya, “Wahai Ali, gambarkan kepadaku mengenai keagungan Nabi-mu Muhammad !” Beliau RA pun menjawab dalam riwayat yang panjang, hingga sampai pada kalimat, “Mampukah engkau menggambarkan kepadaku mengenai besarnya nikmat Allah di dunia ini...?” Orang Yahudi itu menjawab, “Siapa yang bisa menghitung nikmat Allah di dunia yang amat besar ini, sungguh tidak ada yang mampu.” “Engkau tak mampu menghitung nikmat Allah di dunia ini sementara dalam Al-Qur’an, Allah menyebut bahwa semua kenikmatan ini kecil (mataa’un qalil). Lalu bagaimana akan mampu menggambarkan keagungan Muhammad ﷺ sementara Allah Memberi sifat kepadanya dengan perangai yang agung (besar)?” وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ “Dan sesungguhnya engkau (wahai Nabi Muhammad) benar-benar, berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam : 4) Jika yang memberi sifat

M e r d e k a

Oleh : @UstadzKembar Sejatinya makna merdeka bagi seorang hamba adalah membebaskan diri dari belenggu syahwat dan melepaskan diri dari ikatan syaithan/keburukan. Imam Syafi’i RA menjelaskan : إن الله خلقك حرًّا؛ فكن كما خلقك! “Allah telah menciptakanmu sebagai orang Merdeka, maka jadilah sebagaimana Dia telah menciptakanmu.” (Manaqib As Syafi’i karya Imam Al Baihaqi: 2/197) Kemerdekaan yang dimaksud oleh Imam Syafi’i  tentunya bukan kemerdekaan dalam makna kebebasan yang kebablasan tanpa batas serta jauh dari aturan-aturan syariat. Akan tetapi adalah kemerdekaan dari penjajahan hawa nafsu dan penyembahan kepada selain Allah ﷻ‎. Dan merdeka juga bermakna meraih dan mengejar kemuliaan dalam hidup atau meninggalkan dunia dalam keadaan memperjuangkan kemuliaan pula. Oleh karenanya seorang mu'min sejati memiliki pedoman : عش كريما أو مت شهيدا MERDEKA HIDUP MULIA ATAU MATI SEBAGAI SYUHADA Semoga dalam Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ini kita semua mendapatkan kem

Baik, Baik dan Baik

Oleh : @UstadzKembar Isi kehidupan seorang yang beriman adalah penuh dengan kebaikan. Jalan hidupnya, cara hidupnya, dan tujuan hidupnya pun adalah kebaikan. Perhatikan seruan dari Manusia terbaik, yakni Baginda Nabi Muhammad ﷺ : وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسَرْ وَلَمْ تَفْسُدْ "Demi Dzat yang jiwaku Muhammad di tangan-Nya, perumpamaan orang mu`min bagaikan lebah. Lebah itu memakan makanan yang baik-baik dan mengeluarkan yang baik pula. Tidak jatuh tatkala menghinggapi dan tidak mematahkan yang dihinggapi." (HR Ahmad) Subhanallah, demikian mu'min sejati, apa yang masuk dan keluar darinya hanyalah kebaikan. Mengapa demikian? Karena memang hanya kebaikanlah yang akan diterima oleh Sang Maha Baik ﷻ‎. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ : أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا "Hai manusia, sesungguhnya Allah itu baik, tidak meneri

Nasihat Tentang Rezeki

Oleh : @UstadzKembar Alangkah banyak hal yang tersirat didalam diri. Jika kau memperhatikannya, maka terlihat kekuranganmu. Dan, hal yang paling berbahaya adalah rasa keraguanmu kepada Allah SWT. Sebab, ragu terhadap rezeki, berarti ragu terhadap Dzat Sang Pemberi Rezeki. Dan sesungguhnya, dunia ini terlalu hina untuk kau risaukan! Jika kumbang, cicak, dan cacing saja diberi rezeki oleh Allah, apa mungkin engkau akan dilupakan? وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." [QS. Thaha : 132] Jika engkau melihat ada orang yang risau karena rezeki, maka ketahuilah bahwa sebenarnya dia jauh dari Allah. Seandainya ada manusia yang menjanjikan harta kepadamu, kamu pasti merasa