Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Dona Apa Doni ?

Oleh : @Ustadz.Kembar Dona Doni ? Kita lagi bukan bahas nama anak Kembar hehehe. Tapi niat Puasa, yang betul itu Ramadhaana (romadona) atau Ramadhaani (romadoni) ? Niat puasa yang biasa kita baca : نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ رَمـَضَانَ هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىٰ “Sengaja aku berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu puasa pada bulan Ramadhan bagi tahun ini karena Allah Ta'ala” Kenapa Ramadhaana? Karena sebagai isim yang tidak menerima tanwin (ghair munsharif), dii'rab khafadh maka jadi fathah (Romadona) Kenapa Ramadhaani? Karena diidhafahkan dengan isim yang berkedudukan sebagai mudhaf ilaih misal : Hadzihis sanati, maka mestinya batal hukum munsharifnya, khafadh padanya akan kembali normal atau kembali ke tanda asli, yaitu jadi kasrah (Romadoni). Lalu ?? Kesimpulannya perbedaan itu terjadi karena persoalan gramatika bahasa Arab saja dan tidak merusak makna niat puasa. Mau Romadona boleh Romadoni juga lebih boleh, asal jangan pa

Nyekar Tradisi Aswaja

Oleh : @Ustadz.Kembar Nyekar dikenal sebagai tradisi menabur kembang segar diatas kubur. Berasal dari bahasa Jawa, "Sekar" yang berarti kembang atau bunga, yang memang menjadi tradisi masyarakat Islami di Indonesia (Ahlus Sunnah Wal Jama'ah). Dinisbahkan dari perbuatan Baginda Nabi yang menaruh pelepah daun kurma diatas makam, jalur sanadnya shahih : "Rasulullah lalu mengambil dua pelapah kurma, diletakkan di atas kubur dua lelaki tadi. Kami kembali bertanya Apa gunanya ya Rasul? Beliau menjawab : لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا “Semoga keduanya diringankan siksaannya, selama kedua pelepah ini belum kering.” (HR Bukhari, no. 216 dan Muslim, no. 292). Dijelaskan pula dalam kitab I’anatuth Thalibin Juz II hlm 119. Nyekar sebetulnya tidak terikat waktu kapan pelaksanaannya, namun lebih sering dijumpai, nyekar dilakukan sekitar seminggu sebelum bulan Ramadhan tiba atau setelah lebaran, pada minggu pertama Syawwal. Tujuan utamanya adalah berziarah

Jangan Biarkan Dirimu Terlena

Oleh : @Ustadz.Kembar "Disarikan dari puisi Alm Prof KH Buya Hamka" Waktu terus berlalu dan menghilang Belum sempat dzikir pagi, hari sudah jelang siang Belum sempat sedekah pagi, matahari sudah meninggi di awang-awang Niat ingin shalat Dhuha, tiba-tiba adzan Zuhur sudah berkumandang One Day One Juz cuma jadi motto yang usang, Hafalan One Day One Ayat pun cuma jadi mimpi yang terbuang Takkan melewatkan malam kecuali dengan tahajjud dan witir, semua tinggal mimpi yang malang Beginikah seterusnya nasib hidup menghabiskan umur yang terbilang ? Lalu tiba-tiba sampai usia di angka 30, Sebentar kemudian masuk di 40, Tak terasa menjadi 50, Kemudian panggilan "Kakek, Njid, Nenek, Oma" setiap hari selalu terngiang Saat Sakaratul Maut tiba, diperlihatkan catatan amal yang hilang Astaghfirullah, ternyata sedekah tidak seberapa, infak cuma sekadarnya, mengajarkan ilmu tidak pernah ada, silaturrahim tidak pernah dijaga, Terlena kepada dunia membuat amal akhir

Qodho dan Fidyah Puasa Ramadhan

Oleh : @ustadz.kembar Buat yang masih punya hutang puasa mohon diperhatikan. Berikut adalah ringkasan ketentuan yang harus dilaksanakan dari 9 orang yang diizinkan meninggalkan puasa, yaitu : 1. Anak kecil Jika belum balligh dia tidak wajib qodho dan tidak wajib bayar fidyah atas puasa yang ditinggalkannya. 2. Orang Gila a. Gila yang disengaja wajib qodho’ saja dan tidak wajib bayar fidyah. b. Gila yang tidak disengaja tidak wajib qodho dan tidak wajib bayar fidyah. 3. Orang Sakit a. Sakit yang masih ada harapan sembuh wajib qodho’ jika sembuh dan tidak wajib bayar fidyah. b. Sakit yang menurut keterangan dokter sudah tidak ada harapan sembuh maka ia tidak wajib qodho’ akan tetapi hanya wajib bayar fidyah setiap hari yang ia tinggalkan dengan 1 mud atu 6,7 ons bahan makanan pokok seperti beras diberikan kepada fakir miskin. 4. Orang Tua Orang tua disamakan dengan orang sakit yang tidak diharapkan kesembuhannya. Karena orang tua tidak akan kembali muda. Maka baginya tidak wa