Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Catatan Akhir Syawwal

Gambar
IG : @Ustadz.Kembar Momentum Syawwal senantiasa terkait kepada esensi acara Halal bi Halal, tradisi indah Muslimin di Indonesia. Dan tiada lain isi dari acara tersebut adalah saling meminta maaf, saling memberi maaf, dan mengeratkan tali sillaturrahim. Inilah ikatan tenunan cinta yang dibuat karena cinta kepada Allah. Tenunan "Syawwal" ini menyempurnakan kain "Taqwa" yang kita sudah tenun dengan "benang-benang Ramadhan", puasa, tarawih, tadarus, sedekah, zakat, dan lainnya. Perhatikan perumpamaan yang begitu sarat makna dalam Al Quran berikut: وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِى نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكٰثًا "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan tua (gila) yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai-berai kembali." (QS. An-Nahl 92) Dahulu di kota Mekkah, ada wanita tua gila yang kelakuannya setiap hari menenun benang menjadi kain. Namun setiap usai benang ditenunnya menjadi kain yang indah, dia bongk

Catatan Malam Takbir

Gambar
IG: @Ustadz.Kembar Sesungguhnya amalan itu ditentukan oleh penutupnya...  Karena itu, ketika kita termasuk orang yang kurang baik dalam penyambutan, semoga kita bisa melakukan yang terbaik di saat perpisahan. Menangislah... Sebelum berpisah dengan bulan suci Ramadhaan... Menangislah... Atas lembar demi lembar Al-Quran yang menunggu untuk dikhatamkan Namun tak juga beranjak dari Juz awalan atau pertengahan Al-Qur'an... Menangislah... Atas Qiyamullail (shalat malam/tarawih) yang bolong penuh tambalan dan jauh dari sempurna... Menangislah... Atas puasa yang masih sekedar menahan lapar dan haus saja Karena masih dikuasai amarah syahwat dan kotoran hati Menangislah... Atas zakat yang belum menyucikan hati untuk terus berbagi Masih terlena dengan kefanaan dunia Menangislah... Sebab entah apakah kita masih akan dipertemukan lagi dengan bulan suci Ramadhaan berikutnya atau tidak... Menangislah... Biar butir air mata bening itu jadi saksi di hari Kiamat Bahwa kita masih terus dan terus beru

Langit Dan Bumi Menangis Di Akhir Bulan Ramadhan

Gambar
  IG: @Ustadz.Kembar Diterangkan dalam suatu kitab Hadits:  ِإذَا كَانَ اَخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ بَكَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلاَرْضُ وِالْمَلاَئِكَةُ مُصِيْبَةً لِاُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قِيْلَ اَيُّ مُصِيْبَةٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم هِيَ ذَهَابُ رَمَضَانَ لِاَنَّ الدَّعْوَاتِ فِيْهِ مُسْتَجَابَةٌ وَالصَّدَاقَةً مَقْبُوْلَةٌ “Ketika tiba akhir malam Ramadhan, langit, bumi dan malaikat menangis karena adanya musibah yang menimpa umat Nabi Muhammad ﷺ. (Sahabat) bertanya, “Musibah apakah wahai Rasulullah?” Nabi ﷺ menjawab, “Berpisah dengan bulan Ramadhan, sebab pada bulan ini doa dikabulkan dan shadaqah diterima.” " Sungguh Allah memerintah kepada para malaikat di bulan Ramadhan untuk tidak menuliskan pahala sunnah untuk ummat Nabi Muhammad ﷺ, melainkan digantikan dengan pahala wajib atas amalan-amalan sunnah yang dikerjakan. Tidak ada musibah yang lebih besar kecuali habisnya bulan Ramadhan dan ketika langit dan bumi menangis karena musibah yang menimpa kita

Sebab Turun Surat Indah Al-Qadr

Gambar
IG: @ustadzkembar.com_ Salah satu hadiah besar dan spesial untuk Ummat Nabi Muhammad ﷺ adalah Lailatul Qadar, malam yang nilainya melebihi 1000 bulan. Malam ini tersebut dengan indah di dalam surat Al-Qadr, dan berikut asbabun nuzul-nya (sebab turun): Sayyidina Anas bin Malik RA meriwayatkan: Rasulullah pernah memikirkan tentang umur ummat terdahulu yang berumur panjang. Nabi berduka karena mustahil bagi umatnya dapat menandingi ibadah dengan ummat terdahulu. Lalu datang Jibril AS membawa wahyu surat Al-Qadr. Dan Nabi ﷺ bersabda: إِنَّ اللهَ وَهَبَ لأُمَّتِيْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ, وَلَمْ يُعْطِهَا مَنْ كَانَ قَبْلَهُمْ. “Sesungguhnya Allah memberikan Lailatul Qadar untuk ummatku, dan tidak memberikannya untuk (ummat-ummat) sebelumnya”. Dalam Kitab Duratun Nashihiin diceritakan diantara sebab turunnya ayat surat Al-Qadr, Beliau bersedih karena sudah merasakan akan berpisah dengan ummatnya. Beliau ﷺ bersabda : "Apabila aku telah meninggal dunia, maka siapa lagi yang akan menyampaikan

Rahasia Kemenangan Pasukan Badar

Gambar
IG: @Ustadz.Kembar 17 Ramadhan masyhur dikenal sebagai tanggal terjadinya Nuzulul Qur'an. Hari dimana Sang Maha Luhur menancapkan Ayat-Ayat Cinta-NYA kedalam sanubari ummat manusia melalui kekasih-NYA Nabi kita tercinta Sayyiduna Muhammad SAW ﷺ. Ayat-Ayat Cinta-NYA membawa dan menunjukkan kita kepada kemenangan sejati. Peringatan Nuzulul Qur'an mengingatkan kita pula pada peristiwa besar di lembah Badar yang terjadi pada tahun kedua Hijriyyah persis pada tanggal yang sama 17 Ramadhan. Hingga kejadian itu pun diabadikan dalam barisan Ayat-ayat Cinta-NYA وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ "Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya." (QS Ali Imran 123) Lihatlah ketika para Shahabat Ahlul Badr mampu meraih kemenangan indahnya dalam keadaan berpuasa, mereka mereguk kemuliaan besar dalam bulan

Dona Apa Doni ?

Gambar
Oleh : @Ustadz.Kembar Dona Doni ? Kita lagi bukan bahas nama anak Kembar hehehe. Tapi niat Puasa, yang betul itu Ramadhaana (romadona) atau Ramadhaani (romadoni) ?  Niat puasa yang biasa kita baca : نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ رَمـَضَان هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىٰ “Sengaja aku berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu puasa pada bulan Ramadhan bagi tahun ini karena Allah Ta'ala” Kenapa Ramadhaana?  Karena sebagai isim yang tidak menerima tanwin (ghair munsharif), dii'rab khafadh maka jadi fathah (Romadona) Kenapa Ramadhaani?  Karena diidhafahkan dengan isim yang berkedudukan sebagai mudhaf ilaih misal : Hadzihis sanati, maka mestinya batal hukum munsharifnya, khafadh padanya akan kembali normal atau kembali ke tanda asli, yaitu jadi kasrah (Romadoni). Imam Ibn Malik di dalam bait alfiyahnya: وَجُرَّ بِالْفَتْحَةِ مَا لاَ يَنْصَرِفْ * مَا لَمْ يُضَفْ أَوْ يَكُ بَعْدَ أَلْ رَدِف Dan dijarkan dengan FATHAH terhadap isim yang tidak menerima tanw

Marhaban Yaa Ramadhan

Gambar
IG : @Ustadz.Kembar Alhamdulillah, telah datang Tamu Agung tahunan yang dinanti-nanti. Ialah bulan Ramadhan yang penuh berkah, di dalamnya terdapat rahasia-rahasia indah, telah banyak persiapan dilakukan jelang kehadirannya. Bagaimana Rasulullah SAW menyambut datangnya Ramadhan ? Beliau SAW isi Ramadhan dengan sempurna, dan mengakhirinya bagai melepas kekasih, tambah disempurnakan lagi malam-malam penghujungnya. Mari kita sambut tamu mulia itu, karena ia masih `bermurah hati’ kepada pencintanya untuk bersua. Bulan yang penuh keistimewaan ini selalu menghadirkan suasana cinta bagi perindunya. Hadiah indah Ramadhan tak mampu dirinci dengan angka, tak mungkin dieja ucapan huruf, karena semua terangkum dalam ampunan, rahmat dan pembebasan dari neraka. Sabda Rasulullah SAW : وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ Bulan itu (Ramadhan) adalah bulan yang awalnya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan dan akhirnya adalah pembebasan dari n