UstadzKembar.com

 Ikatan Terindah Oleh: @Ustadz.Kembar Persis di sepertiga malam 27 Rajab belasan abad silam, Nabi kita tercinta Baginda Rasulullah ﷺ diperjalankan melipat dimensi ruang dan waktu. Di antara sekian banyak Rahasia Agung dalam Peristiwa Besar Isra Mi’raj adalah ketika ada riwayat saat Nabi Musa AS menghadap Allah ﷻ di Bukit Tursina dan diperintahkan kepadanya : إنّى أنا ربّك فٱخلع نعليك ۖ إنّك بالواد ٱلمقدّس طوى “Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka lepaslah kedua sandalmu wahai Musa, sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci”. (QS Thaahaa: 12) Maka disaat Rasulullah ﷺ Isra' Mi’raj melewati lapisan demi lapisan langit hingga sampailah Beliau ﷺ tenggelam dalam pesona Sidratul Muntaha, maka Beliau ﷺ tidak sekali-kali diperintah membuka kedua Sandalnya. Dan Beliau ﷺ terus melangkah menembus batas Sidratul Muntaha, hingga Malaikat Jibril pun tertinggal dan tiada bisa menemaninya untuk berada di hadapan 'Arsy Ar-Rahman.  Berkata Imam An-Nabhani dalam syair nya : على رأس هذا الكون

  #quotes #quoteoftheday #sumbar #pesisirselatan #sumaterabarat #ustadzkembar #buyakembar #daikembar

Rajab : Turn Back Maksiat  IG : @Ustadz.Kembar  Bulan Rajab ternyata bukan hanya anugerah bagi setiap orang yang beriman, namun pada saat yang sama ia merupakan mimpi buruk bagi setiap pendosa dan pelaku maksiat. Abdullah bin Abbas RA menjelaskan: وجعل الذنب فيهن أعظم ”Dan ALLAH menjadikan dosa di 4 bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Al Muharram dan Rajab) lebih besar (dari bulan-bulan biasa).” (Tafsir Ath-Thabari dalam QS At-Taubah: 36) Rajab dijadikan Allah sebagai bulan istighfar, bulan untuk memperbanyak memohon ampun. Di bulan ini bukan hanya pahala yang dilipatgandakan, ternyata dosa pun dilipatgandakan di bulan ini. Maka sudah seharusnya kita menjadikan ia sebagai momentum menyatakan tidak pada dosa dan segala kemaksiatan.  ”Janganlah kalian menzhalimi diri kalian (melakukan dosa) di 4 bulan haram ini”. (QS At-Taubah: 36) Maka siramilah hari-hari kita dengan istighfar dan teruslah bertaubat hingga hati kita akan menuntun dan membawa diri kita enggan dan bosan untuk bermaksiat.

Jalan yang kita tempuh, jika ujungnya adalah ridha Allah dan Surga, maka rintangannya jadi ringan, jurangnya jadi landai, tanjakannya tiada berarti.  Maka, teruslah berjalan menuju ridhaNya. Semakin besar tujuan yang akan kau raih, semakin kecil rintangan yang menghadangnya kau rasa. Maka, besarkan tujuanmu mengharap ridhaNya.

Bukanlah ilmu yang seharusnya mendatangimu, tetapi kamulah yang harus mendatangi ilmu itu. . Imam Malik

  Penyakit badan yang merasakan itu kita bukan orang lain Penyakit hati yang merasakan itu orang lain bukan kita Semoga kita semua sehat jasmani dan rohani... Amin  #UstadzKembar #UstadKembar #DaiKembar #UstKembar #KyaiKembar #MuballighKembar #Kembar #Twin #AdiAlwi #BinYusuf #AdiYusuf #AlwiYusuf #ceramah #majlis #aswaja #ngaji

  "Mengikat diri dengan khidmah kepada Guru  adalah cara mudah dan tepat selamat dunia akhirat" @Ustadz.Kembar  Haul Musnid Dunya Syeikh Yasin Al-Fadani dan KH Abdul Hamid Abuya as-Sayyid Muhammad bin Alawy al-Maliki al-Hasani, bahwa: ‌ ثبات العلم بالمذاكرة، وبركته بالخدمة، ونفعه برضا الشيخ. ‌Melekatnya ilmu dapat diperoleh dengan cara banyak muthola'ah (membaca dan mengulang pelajaran), dan  barokahnya ilmu dapat diperoleh dengan cara berkhidmah (melayani dan membantu Guru/Ulama), sedangkan  manfaatnya ilmu dapat diperoleh dengan adanya ridha dari Sang Guru Khidmah berarti melayani dengan tulus, membantu sepenuh tenaga, mengabdi sekemampuannya. Khidmah bisa dengan tenaga, dan pula bisa dengan dukungan memperhatikan kesejahteraan Guru, misal dengan bantuan harta, membantu Guru agar dakwahnya tetap terjaga dan istiqomah menebarkan ilmunya.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam iman, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Hasyr: 10)