Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Malaikat Bingung

Oleh : @UstadzKembar Inilah bacaan yang biasa kita baca, dan ternyata ketika kita membacanya Malaikat keder (bingung) mencatat ganjarannya. Sabda Nabi ﷺ : أَنَّ عَبْدًا مِنْ عِبَادِ اللَّهِ قَالَ يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيمِ سُلْطَانِكَ فَعَضَّلَتْ بِالْمَلَكَيْنِ فَلَمْ يَدْرِيَا كَيْفَ يَكْتُبَانِهَا فَصَعِدَا إِلَى السَّمَاءِ وَقَالاَ يَا رَبَّنَا إِنَّ عَبْدَكَ قَدْ قَالَ مَقَالَةً لاَ نَدْرِى كَيْفَ نَكْتُبُهَا. قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا قَالَ عَبْدُهُ مَاذَا قَالَ عَبْدِى قَالاَ يَا رَبِّ إِنَّهُ قَالَ يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيمِ سُلْطَانِكَ. فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمَا اكْتُبَاهَا كَمَا قَالَ عَبْدِى حَتَّى يَلْقَانِى فَأَجْزِيَهُ بِهَا ”Bahwasanya seorang hamba dari hamba-hamba Allah mengucapkan: ‘Ya Rabbi lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘azhiimi sulthaanik’ (Wahai Tuhanku, untukMU pujian yang senilai dengan kemuliaan wajahMU dan kebesaran

Macet Hebat Maha Dahsyat

Oleh : @UstadzKembar Macet? Mungkin jadi makanan sehari-hari sebagian dari kita. Meskipun begitu, tak ada yang merasakan nyaman saat macet. Bahkan masih hangat topik soal Kemacetan total di Brexit yang sampai merenggut belasan jiwa. Dan bicara soal macet ... Tahukah kita bahwa nanti kita semua akan mengalami kemacetan super hebat maha dahsyat total yang tiada berujung? Akan datang suatu hari yang pasti, akan tiba suatu masa yang begitu nyata, yang tiada satupun dari kita manusia luput dari keadaan tersebut. Semua yang berjiwa dari awal penciptaan hingga seluruhnya dibinasakan, berkumpul berbaris berdesak-desakan dan menunggu gilirannya dihisab diantara trilyunan manusia dan kemudian menunggu dan hanya menunggu. Keadaan manusia pada saat itu tergantung dari amalan mereka semasa hidupnya, ada yang sulit melangkah, ada yang terseok dan merangkak, bahkan berjalan dengan menyeretkan kepalanya. Dan ketika itu semua manusia akan sibuk dengan ketakutan mereka masing-masing. Tiada saling ke

Mudik Itu Istimewa

Oleh : @UstadzKembar Mudik itu bukan jalan-jalan, tapi ia adalah perjalanan mulia demi luhurnya nilai sillaturrahim. Safar (perjalanan jauh) adalah suatu hal yang termasuk menyulitkan. Karena mesti punya dan membawa bekal, beratnya biaya perjalanan, menahan letih dan lelah, ada kendala disana-sini, bahkan pun bisa beresiko mempertaruhkan nyawa. Namun di saat sulit semacam itu, di situlah waktu mustajab dan pengkabulan doa. Nabi ﷺ bersabda : ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ “Tiga waktu doa mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu: 1. Doa orang yang terzhalimi 2. Doa seorang musafir 3. Doa orang tua pada anaknya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibn Hibban) Musafir yang melakukan perjalanan jauh dan bukan untuk kemaksiatan, pasti mendapatkan kemuliaan ini. Karena biasanya saat bepergian, kita pasti menghadapi kondisi sulit dalam safar, hati pun akhirnya pasrah. Saat hati begitu pasra

Puasa Sunnah Syawal, Puasa Seperti Setahun Penuh

Oleh : @UstadzKembar Puasa sunnah yang satu ini mempunyai keutamaan yang begitu sangat istimewa. Dari Sahabat Abu Ayyub Al Anshariy RA, Beliau ﷺ bersabda: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim) Pada hadits ini terdapat dalil tentang dianjurkannya puasa 6 hari di bulan Syawal dan pendapat inilah yang dipilih oleh madzhab Syafi’i, Ahmad dan Abu Daud serta yang sependapat dengan mereka. (Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56) Diriwayatkan dari Tsauban, Rasulullah ﷺ bersabda: مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا) “Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. [Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal].” (HR. Ibnu Majah) Orang yang me

LANGIT DAN BUMI MENANGIS DI AKHIR BULAN RAMADHAN

Oleh:  @UstadzKembar Diterangkan dalam suatu kitab Hadits: ِإذَا كَانَ َاخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ بَكَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلاَرْضُ وِالْمَلاَئِكَةُ مُصِيْبَةً لِاُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قِيْلَ اَيُّ مُصِيْبَةٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم هِيَ ذَهَابُ رَمَضَانَ لِاَنَّ الدَّعْوَاتِ فِيْهِ مُسْتَجَابَةٌ وَالصَّدَاقَةً مَقْبُوْلَةٌ “Ketika tiba akhir malam Ramadlan, langit, bumi dan malaikat menangis karena adanya musibah yang menimpa umat Nabi Muhammad ﷺ. (Sahabat) bertanya, “Musibah apakah wahai Rasulullah?” Nabi ﷺ menjawab, “Berpisah dengan bulan Ramadlan, sebab pada bulan ini doa dikabulkan dan shadaqah diterima.” " sungguh Allah memerintah kepada malaikat Kiramul katibin di bulan Ramadhan untuk menulis kebajikan yang dilakukan umat Nabi Muhammad ﷺ." Tidak ada musibah yang lebih besar kecuali habisnya bulan Ramadhan dan ketika langit dan bumi menangis karena musibah yang menimpa kita, maka kita yang lebih berhak menangis karena habisnya anugerah dan k