Halal Bi Halal, Silaturahmi Ala Indonesia


Halal Bi Halal, Silaturahmi Ala Indonesia

Oleh: @Ustadz.Kembar
Salah satu tradisi khas muslim di Indonesia setelah ber-Lebaran, adalah Halal bi halal. Suatu kebiasaan yang hanya ada di Indonesia, sebagai ungkapan untuk saling memaafkan atas kesalahan dan kehilafan yang pernah dilakukan.
Halal bi halal membina hubungan hablum minan naas atas dasar hablum minallah, jadi lengkap vertical horizontal
Nabi saw juga menganjurkan umatnya untuk meminta maaf atau minta dihalalkan jika melakukan kesalahan kepada orang lain. Nabi saw bersabda,

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ
"Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia).” (HR. Al-Bukhari)
Jika melihat redaksi hadis di atas, tampaknya istilah halal bi halal yang dipopulerkan oleh KH. Abdul Wahab Chasbullah (Rais Aam Nahdhatul Ulama) diambil dari hadis tersebut, yaitu pada kata ‘falyatahallalhu’. Bahkan jika mengaca kepada hadis itu, seyogyanya halal bi halal tidak hanya dilakukan pada hari raya Idul Fitri saja, melainkan setiap saat dan kapanpun.
Di era revolusi pada tahun 1948 tepatnya di pertengahan bulan Ramadhan, Kiai Wahab memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan silaturahmi akbar. Sebab di Hari Raya Idul Fitri, seluruh umat Islam disunahkan bersilaturahmi. Lalu Bung Karno menjawab, "silaturahmi kan biasa, saya ingin istilah yang lain".
Kiai menjawab, "Begini, para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturahim nanti kita pakai istilah halal bi halal.”
Dari saran Kiai Wahab Chasbullah itulah kemudian Bung Karno pada Hari Raya Idul Fitri mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara untuk menghadiri silaturahim yang diberi nama Halal Bi Halal. Akhirnya mereka bisa duduk dalam satu meja, sebagai babak baru untuk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa. Alhamdulillah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Ustadz Kembar ADI & ALWI

Mencium Kiswah Makam Rasulullah ﷺ