Ramadhan Tamu Mulia

Oleh : @UstadzKembar

Ketika kita kedatangan seorang tamu mulia, tamu istimewa, katakanlah seorang investor. Ia berencana survey selama 30 hari langsung di tempat kita.

Dan jika kita ingin akhir cerita yang bagus, deal yang menguntungkan, dan ingin agar sang investor jadi berinvestasi di perusahaan kita, maka tentunya kita akan berikan yang terbaik selama ia di tempat kita. Sambutan yang luar biasa, jamuan yang indah, pelayanan yang memuaskan, dan lain sebagainya.

Nah tamu kita saat ini adalah Ramadhan, kita sambut  di awal dengan sambutan gegap gempita, "Marhaban Ya Ramadhan", masjid-masjid penuh sesak, suasana berbuka begitu semarak, gaung tadarusan terdengar di seluruh pelosok kampung. Tapi begitu lewat 10 hari, masuk ke pertengahan Ramadhan, berubah total, seolah bulan ini tak ada beda dengan bulan lain. Masjid mulai sepi kembali, mulai jarang pegang Al-Quran, tarawih malas-malasan, Ramadhan sebagai tamu tak lagi kita berikan perlakuan istimewa.

Kira-kira tamu itu jadi akan memberi manfaatnya atau tidak ? Bahkan mungkin ia enggan untuk kembali lagi kepada kita.

Maka jadilah kita tuan rumah yang menyenangkan hati, membahagiakan siapapun tamu yang mampir ke rumah kita, berapa lama pun ia singgah di tempat kita. Karna tamu itu akan memberi manfaat untuk kita, membawa keberkahan untuk tuan rumah.

Namun sebaliknya, jika kita menjadi tuan rumah yang mengecewakan, maka tidak akan ada manfaat apapun bagi tuan rumah. Maka Ramadhan ini akan menjadi sia-sia untuk mereka yang menyia-nyiakan Ramadhan.

Bersabda Baginda Nabi SAW :

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ

"Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar saja." (HR. Ahmad)

Salam Kembar
Adi & Alwi
___
instagram.com/Ustadz.Kembar
telegram.me/UstadzKembar
twitter.com/UstadzKembar
fb.com/UstadzKembar
085693605789 WA/SMSonly

#KultimTVone

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Ustadz Kembar ADI & ALWI

Mencium Kiswah Makam Rasulullah ﷺ