Khutbah Idul Adha 1444H - Uswatun Hasanah Dari Nabi Ibrahim Dan Keluarga
Khutbah Idul Adha 1444H
“Uswatun Hasanah Dari Nabi Ibrahim Dan Keluarga”
Oleh: Ust. Muhammad Adi Yusuf, M.Pd (Ustadz Kembar)
اَللّٰهُ أكْبَرُ (۹×) اَللّٰهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً۞ لاَإِلَهَ إِلاًّ اللّٰهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ۞ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ۞ لاَإِلَهَ إِلاًّ اللّٰهُ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ۞ اَللّٰهُ أكْبَرُ وَللّٰهِ الْحَمْد
اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ الَّذِي اصْطَفَى اِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ خَلِيْلاً۞ وَجَعَلَهُ لِلنَّاسِ إِمَامًا۞ إِنَّهُ كَانَ صَدِيْقًا نَبِيًّا۞ أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ۞ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ صَاحِبَةً وَلاَوَلَدًا۞ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ بَصِيْرًا وَنَذِيْرًا۞ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا۞ أما بعد
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ وَطَاعَتَهِ كَمَا جَاءَ فِيْ قَوْلِهِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ , وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Puji Syukur ke hadirat Allah Ta’ala seriring dengan gemuruh Takbir yang menggema di seluruh penjuru dunia, Sholawat dan salam teruntuk Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai kekasih tercinta dan juga sebagai uswatun hasanah yaitu tauladan terbaik dalam kehidupan.
Ada 2 Nabi yang mendapatkan gelar Uswatun Hasanah, yang pertama adalah Baginda Nabi Muhammad SAW
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu. (QS. Al-Ahzab: 21)
Dikarenakan Baginda Nabi Muhammad SAW mengalami ujian terberat yang bahkan menjadi keteguhan hatinya, seperti diantaranya bahwa Nabi Muhammad ditinggal wafat oleh istri dan kakeknya sehingga tahun itu disebut ammul hazn dan ternyata lebih dari itu Nabi Muhammad juga ditinggal wafat oleh 6 anaknya selain Siti Fatimah semasa Nabi masih hidup. Juga kesedihan mendalam bahwa Nabi Muhammad harus meninggalkan tanah kelahirannya disaat melaksanakan perintah Hijrah.
Bahkan, dijelaskan oleh para Mufassirin, bahwa disebut Uswatun Hasanah, adalah karena bukan hanya karena diri Nabi tersebut yang bisa dijadikan contoh, melainkan juga keluarga, istri, dan anak keturunannya patut dijadikan contoh suri tauladan. Dan dari mereka itu kita dapatkan contoh mulia dari Baginda Nabi Muhammad beserta seluruh keluarganya hingga ahlul baitnya sampai saat ini.
Dan yang kedua, Nabi yang mendapat julukan uswatun hasanah adalah Nabi Ibrahim AS
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ
Sungguh, benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya (QS. A-Mumtahanah: 4)
Keluarga Nabi Ibrahim adalah keluarga yang soleh. Sang ayah, yaitu Nabi Ibrahim, serta istri dan putranya, serta keturunannya termasuk Nabi Muhammad SAW yang juga merupuakan keturunan Nabi Ismail, semuanya adalah hamba-hamba yang soleh. Soleh artinya memenuhi hak Allah dan hak sesama hamba. Kesolehan tidak akan dicapai kecuali dengan ilmu dan amal. Tanpa ilmu, seseorang tidak akan mampu beramal dengan benar sesuai tuntunan syariat. Dan ilmu tanpa amal tidak akan mendekatkan diri kepada Allah dan tidak akan mengantarkan seseorang menjadi pribadi yang soleh. Bahkan, dari keluarga Nabi Ibrahim, beberapa peristiwa istri dan anaknya Nabi Ibrahim dijadikan rangkaian ibadah umat Islam.
اَللّٰهُ أَكْبَرُ اَللّٰهُ أَكْبَرُ اَللّٰهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الحَمْدُ
Ada beberapa poin yang dapat kita tiru dari ketauladanan Nabi Ibrahim dan keluarganya;
PERTAMA, Nabi Ibrahim Sangat Kuat Memegang teguh Akidah Dan Syariat.
مَاكَانَ اِبْرٰهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّلَا نَصْرَانِيًّا وَّلٰكِنْ كَانَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًاۗ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Artinya ; “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, melainkan dia adalah seorang yang memegang teguh Islam. Dia bukan pula termasuk (golongan) orang-orang musyrik.” (QS Ali ‘Imran: 68)
Nabi Ibrahim tidak pernah sedikit pun meragukan ketuhanan Allah. Beliau tidak pernah menyembah selain Allah, bahkan, Nabi Ibrahim berhasil membungkam para penduduk daerah Harraan yang menganggap bulan, bintang dan matahari sebagai tuhan. Dengan pemahaman agama yang kuat, Nabi Ibrahim menjelaskan kepada mereka bahwa bulan, bintang, dan matahari tidak layak disembah karena mereka adalah makhluk yang mengalami perubahan, terbit lalu tenggelam. Perdebatan tentang Tuhan ini di abadikan didalam alquran yaitu didalam surat al-An’am ayat 76-78, dan diteruskan dalam ayat selanjutnya dengan tauhid yang kuat:
اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ
Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. (QS. Al-An’Am: 79)
KEDUA, Nabi Ibrahim Berdakwah Mengajak Dengan Penuh Hikmah.
Hal itu tercermin tatkala Nabi Ibrahim mengajak keluarganya untuk masuk ke dalam agama Islam sebagaimana diceritakan dalam QS al-An’am ayat 41-44. Nabi Ibrahim dengan menjaga adab seorang anak muda kepada yang lebih tua, menjelaskan dengan santun bahwa berhala tidaklah dapat mendengar doa penyembahnya dan tidak dapat melihat penyembahnya.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
KETIGA, Nabi Ibrahim Selalu Bersyukur Dengan Maksimal
Nabi Ibrahim adalah seorang dermawan, yang sehingga para malaikat pun takjub akan kemurahan hatinya,
أَنَّهُ قَرَّبَ أَلْفَ شَاةٍ وَثَلَاثَ مِائَةِ بَقَرَةٍ وَمِائَةَ بَدَنَةٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَتَعَجَّبَ النَّاسُ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ ذَلِكَ فَقَالَ إِبْرَاهِيْمُ عَلَيْهِ السَّلَامُ كُلُّ مَا تُقُرِّبَ بِهِ لَيْسَ بِشَيْئٍ عِنْدِيْ وَاللّٰهِ لَوْ كَانَ لِيْ اِبْنٌ لَأَذْبَحَنَّهُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَأَتَقَرَّبَ بِهِ إِلَى اللّٰهِ تَعَالَى
Nabi Ibrahim berqurban 1000 kambing, 300 sapi, dan 100 unta ke jalan Allah sehingga membuat orang-orang dan para Malaikat kagum dan terheran-heran. Lantas Beliau bersabda: “Setiap apapun telah aku Qurbankan itu tidak ada sesuatu yang berharga bagiku. Demi Allah, jika aku mempunyai seorang anak laki-laki niscaya aku akan menyembelihnya ke jalan Allah. Dan aku jadikan untuk mendekatkan diri kepada Allah”.
KEEMPAT, Nabi Ibrahim Dan Keluarga Bersegera Dalam Menjalankan Perintah Allah, Patuh dan Taat Serta Tawakal
Setelah penantian yang begitu panjang maka lahirlah Ismail sebagai anak pertama dari istri kedua yaitu Hajar, yang keduanya sempat ditinggal di tengah padang tandus.
Sepeninggalnya Nabi Ibrahim di gurun yang panas dan tandus di kota makkah, siti hajar terus berikhtiar lari antara bukit shofa dan marwah demi memenuhi kebutuhan hajat hidupnya yang kemudian di kenal dengan istilah sa’i, terlepas bahwa ini adalah perintah Allah yang pasti akan menjamin hidupnya, dan pada akhirnya keluarlah air zamzam dari belah gesekan kaki nabi Ismail, Saking hebatnya perjuangan beliau saat itu, hingga Nabi Muhammad berdoa :
رَحِمَ اللّٰهُ أُمَّ إِسْمَاعِيْلَ لَوْلَا أَنَّهَا عَجِلَتْ لَكَانَتْ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِيْنًا
‘Semoga Allah merahmati Ibunda Siti Hajar, karena kalau dia tidak segera membendung air zam zam, tentulah air itu hanya akan menjadi air yang mengalir saja’.
Tidak sampai disitu, bahkan putra yang sangat dicintainya itu setelah tumbuh menjadi seorang remaja, Ibrahim melalui mimpi diperintahkan Allah untuk menyembelihnya. Dengan ketundukan yang total kepada Allah, Ibrahim bersegera menjalankan perintah itu tanpa ada keraguan sedikit pun. Dan hal itu segera disampaikan kepada anaknya yaitu ismail
قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ
“..... Ibrahim berkata: “Duhai putraku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?” (QS ash-Shaffat: 102).
Lalu dengan kemantapan dan keteguhan hati, Nabi Ismail menjawab dengan jawaban yang menunjukkan bahwa kecintaannya kepada Allah jauh melebihi kecintaannya kepada jiwa dan dirinya sendiri:
قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَاتُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Maknanya: “Ismail menjawab: “Wahai ayahandaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, in sya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS ash-Shaffat: 102).
Keduanya diuji sampai titik pengorbanan terakhir. Sehingga Allah tebus Nabi Ismail dengan sembelihan yang besar.
Semoga kisah inspiratif ini menjadi teladan untuk kita dan keluarga. Amin Ya Robbal Alamin
اَللّٰهُمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلَى الْحَقِّ ,وَالثَّبَاتَ عَلَى اْلأَمْرِ ,
وَالْعَاقِبَةَ الْحَسَنَةَ ,وَالْعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ وَالسَّلاَمَةَ ,
مِنْ كُلِّ إِثْمٍ وَالْغَنِيْمَةَ ,مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالفَوْزَ بِالْجَنَّةِ ,
وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ ,يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ۞
بَارَكَ اللّٰهُ لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ۞ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ۞ وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَللّٰهُ أَكْبَرُ(۷×)وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ۞ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ۞ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ۞ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ۞ وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ۞ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ ۞ أَمَّا بَعْدُ۞ فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللّٰهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيْمِ۞ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ۞ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ ,فَقَالَ: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ۞ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا۞ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ۞ وَارْضَ اَللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ۞ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ۞ وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالِحِيْنَ۞ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ۞ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ۞ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ۞ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ۞
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ عِيْدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا۞ اَللّٰهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا۞ وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا۞ وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِيْنَا وَأَرْحَامِنَا۞ وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ۞ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ۞ عِبَادَ اللّٰهِ , إنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ۞ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ۞ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ۞ فَاذْكُرُوْااللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ۞ اَللّٰهُ أكْبَرُ وَللّٰهِ الْحَمْدُ۞ عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
Komentar
Posting Komentar