Habis Gelap Terbitlah Terang
Oleh : @UstadzKembar RA Kartini ternyata pernah belajar kepada Kyai Sholeh bin Umar Darat Semarang. Kartini pernah bertanya kepada beliau; “Kyai, selama hidupku baru kali ini aku berkesempatan memahami makna surat Al-Fatihah. Isinya begitu indah, menggetarkan sanubariku. Bukan buatan rasa syukur hati ini kepada Allah. Namun, aku heran mengapa para Ulama melarang penerjemahan Al-Quran ke dalam Bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran adalah bimbingan hidup bagi manusia?” Padahal sebetulnya saat itu penjajah Belanda-lah yang melarang keras penerjemahan Al-Qur’an. Kyai Sholeh Darat menjawab dengan menulis Kitab tafsir dan terjemahan Al-Qur’an yang diberi nama Faidhur-Rahman, kitab tafsir pertama di Nusantara dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab “arab gundul” (pegon Arab Jawi), sehingga tidak dicurigai penjajah. Lalu dihadiahkan kepada Kartini. “Selama ini Al-Fatihah gelap bagiku. Aku tak mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari ini i...