Keluhuran Akhlaq Sang Nabi
Suatu hari Baginda Nabi sedang duduk-duduk dengan para sahabatnya menunggu saat shalat tiba. Sahabatnya yang baru saja pulang dari pesta makan daging. Maka terciumlah bau yang kurang sedap dalam majelis itu.
Rasulullah menyadari bahwa bau-bauan itu disebabkan oleh uap napas seseorang akibat makan daging yang berlebihan. Rasulullah juga menyadari bahwa orang yang bersangkutan ada dalam kedudukan sulit sekali.
Mereka tentulah sudah berwudhu semua. Karena sebentar lagi akan shalat berjamaah. Kalau orang yang berbau kurang sedap itu beranjak seorang diri pergi berwudhu’, ketahuanlah dia sumber bau kurang sedap itu. Tentu dia bisa jadi malu dan gelisah.
Beliau menginginkan pelaku yang sebenarnya merasakan pahit getir kesalahannya itu, tanpa diketahui oleh banyak orang.
Rasulullah SAW melepaskan pandangannya kepada semua yang hadir, seraya memerintahkan : “Siapa yang makan daging tadi hendaknya berwudhu!”
"Semuanya telah memakan daging ya, Rasulullah!," jawab para sahabat.
Lalu beliau bersabda : “Kalau begitu, berwudhulah kalian semua.”
Mereka bangkit semua pergi berwudhu. Termasuk orang yang merupakan sumber datangnya bau kurang sedap itu. Orang ini telah diselamatkan air mukanya dari rasa malu, berkat kecerdasan dan kelembutan Rasulullah SAW.
Demikianlah keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad SAW memperhitungkan tindakan dan perbuatan sampai sekecil-kecilnya pun agar tidak melukai perasaan orang dan merendahkan kehormatan orang lain.
----
TL : @UstadzKembar
Email : adie.alwi@gmail.com
FanPage : fb.me/UstadzKembar
SMS/WA : 087781093963
Komentar
Posting Komentar