Dia Yang Terpuji
Oleh : Ust. Kembar Adie Alwi
Dahulu di masa jahiliyah hampir tak ada yang menyandang nama Muhammad. Bagi masyarakat kala itu, nama ini masih teramat asing di telinga mereka. Oleh karenanya, saat kakek Nabi SAW, Abdul Muthalib, memilih nama “Muhammad” (Orang Yang Terpuji) untuk cucu tercintanya, mereka merasa heran. Hal ini karena keputusan yang dilakukan Abdul Muthalib tersebut berbeda dengan adat leluhur Quraisy dahulu. Dimana diantara adat mereka, mereka menjadikan nama-nama leluhur sebagai nama untuk anak keturunan mereka.
Beberapa orang dari suku Quraisy memberi masukan untuk Abdul Mutholib, yang kala itu termasuk pembesar suku Quraisy,
لما رغبت به عن أسماء أهل بيته؟
“Mengapa tidak dinamai dengan nama salah seorang dari kerabatnya saja?”
Abdul Muthalib menjawab,
أردت أن يحمده الله تعالى في السماء وخلقه في الأرض
“Aku ingin agar Allah memujinya di langit, dan ia dipuji makhluk-makhluk-Nya di bumi” (Dala-ilun Nubuwwah 1: 113).
Ucapan ini menjadi kenyataan. Allah telah menjadikan Nabi kita SAW adalah orang yang paling terpuji dan paling mulia di segenap penduduk langit dan bumi.
Imam Ibnu Katsir berkata, “Allah telah mengilhamkan kpd mereka untuk menamai Nabi dgn nama Muhammad (orang yang terpuji). Hal ini karena dalam diri beliau telah tertanam sifat-sifat yang luhur, agar menjadi sepadan antara nama dan tindakan, dan agar sinkron antara nama dan yang diberi nama, baik dalam hal nama maupun perbuatannya” (Bidayah wan Nihayah 1: 669)
Sayyidina Harits bin Tsabit dalam bait-bait syairnya,
فشق له من اسمه ليجله
فذو العرش محمود وهذا محمد
Namanya diambil dari nama (Tuhan) Nya untuk mengagungkannya
Karena Pemilik Arsy itu Maha terpuji (Mahmud) dan inilah seorang hamba-Nya; orang yang terpuji (Muhammad).
----
Salam Kembar Adie Alwi
Selamat Hari Maulid Sang Nabi Yang Terpuji
SMS/WA 087781093963
Twitter.com/ustadzkembar
Fb.com/ustadzkembar
Ustadz-Kembar.com
Mohon doanya selalu untuk orangtua kami tercinta yg saat ini masih dirawat di RS
Komentar
Posting Komentar